Seperti yang kita tahu, yang namanya “interaksi sosial” pasti dapat dengan mudah kita temui di kehidupan sehari-hari. Baik itu di sekolah, di tempat nongkrong, di rumah, atau tempat-tempat lainnya. Misalnya, ketika kamu mendapat tugas kelompok dari guru, tanpa disadari, proses pengerjaan tugas dalam kelompok merupakan salah satu bentuk interaksi sosial.
Contoh lain, ketika salah satu di antara kamu terlibat perkelahian dengan teman sekelas, pasti setelah itu kamu dibawa ke ruang BK untuk ditengahi oleh guru. Nah, di dalam ruangan itupun terjadi yang namanya interaksi sosial.
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu maupun kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Sebenarnya tuh, interaksi yang terjadi di dalam masyarakat bisa menghasilkan pola-pola atau bentuk hubungan yang dapat mempererat dan mengubah kondisi masyarakat tersebut. Kalau dalam kajian sosiologi, interaksi sosial dapat terbagi ke dalam tiga macam bentuk, yaitu asosiatif, disosiatif, dan akomodatif. Oke, agar kamu lebih paham lagi tentang bentuk-bentuk interaksi sosial, kamu bisa baca dengan seksama penjelasan di bawah ini.
Baca juga: Apa Itu Interaksi Sosial?
Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang mengarah pada kesatuan. Ingat, ya, begitu mendengar kata “asosiatif”, yang terbayang adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat “baik”. Bentuk interaksi sosial asosiatif bisa berupa kerja sama, asimilasi, dan akulturasi.
1. Kerja Sama
Pastinya, kamu sudah nggak asing dong sama kata “kerja sama”? Kerja sama bukanlah suatu usaha untuk melakukan siulan-siulan kecil, nendang kaki kursi temen di depan, dan menggunakan kode-kode jari untuk menentukan mana jawaban “A”, “B”, “C”, dan “D”.
Kerja sama, secara istilah berarti suatu usaha yang dilakukan bersama antara individu atau kelompok, tujuannya untuk mencapai satu tujuan atau beberapa tujuan bersama.
gotong royong merupakan contoh interaksi sosial asosiatif
Gotong royong merupakan contoh interaksi sosial asosiatif. (Sumber: ugm.ac.id)
2. Asimilasi
Asimilasi adalah percampuran dua atau lebih kebudayaan berbeda yang melebur menjadi suatu kebudayaan baru. Contohnya musik dangdut. Pernah dengar lirik lagu, “dangdut is the music of my country~”? Mungkin di antara kamu ada yang mengira kalo musik dangdut itu adalah musik asli Indonesia. Padahal, musik dangdut merupakan hasil asimilasi dari budaya Melayu, Arab, dan India, lho!
Ketiga musik tersebut bercampur menjadi satu dan membentuk genre musik baru, yaitu musik dangdut yang menghilangkan ciri budaya lamanya. Makanya, banyak orang menyangka kalo musik dangdut adalah musik khas Indonesia.
3. Akulturasi
Selanjutnya, akulturasi adalah perpaduan dua atau lebih budaya yang berbeda tanpa menghilangkan ciri budaya lamanya. Nah, di sini harus kamu ingat ya, kalo asimilasi itu, perpaduannya menghasilkan budaya baru yang menghilangkan ciri budaya lama. Sedangkan, kalo akulturasi itu, perpaduannya menghasilkan budaya baru, tanpa menghilangkan ciri budaya lamanya. Jangan sampai tertukar, ya!
Contohnya itu bangunan Masjid Kudus yang mencerminkan adanya interaksi antara budaya Jawa, Hindu, dan Islam.
Pertanyaannya, apakah kue cubit GREEN TEA termasuk ke dalam akulturasi karena mencampurkan kebudayaan lokal dengan bahan-bahan luar negeri, sehingga membentuk cita rasa baru? Coba jawab di kolom komentar.
Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
Bentuk interaksi sosial disosiatif ini lebih mengarah kepada perpecahan, baik antar individu maupun kelompok. Adapun bentuk-bentuk dari disosiatif meliputi, persaingan (kompetisi), kontravensi, dan pertentangan (konflik).
1. Persaingan (Kompetisi)
Wah, ini mah udah pasti tahu ya. Persaingan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tanpa menggunakan ancaman kekerasan. Misalnya, kompetisi sepakbola pada piala dunia. Hayo, kamu sendiri pernah punya persaingan apa dengan teman-teman? Persaingan jadi ranking 1 mungkin?
2. Kontravensi
Meskipun terasa asing, tapi bisa dipastikan kamu pernah melakukan kontravensi. Kontravensi merupakan suatu perasaan tidak suka yang disembunyikan. Nah, kalo udah tahu artinya, sekarang ngaku deh. Ini mungkin mirip dengan “iri” atau “dengki” kali ya. Cuma… ya lebih sosiologi aja bahasanya. Hehehe.
Biasanya, orang yang sedang melakukan kontravensi akan lebih sering ngomong dalam hati. Kenapa? Ya karena… mereka menyembunyikanya. Kalo disebar mah namanya julid. Kontravensi ini banyak kita temukan dalam sinetron di televisi. Begitu tahu orang yang disebelin jadi ketua kelas, dalam hati bakal langsung ngomong, “Hmmm… lihat saja nanti. Minumanmu akan kuberi bubuk abate.”
3. Pertentangan (Konflik)
Konflik juga kayaknya udah sering kamu denger ya. Secara istilah, konflik adalah proses sosial yang dilakukan individu atau kelompok dalam mencapai tujuannya disertai dengan paksaan atau kekerasan. Pertentangan terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan antarindividu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.
Bentuk Interaksi Sosial Akomodatif
Berbeda dengan kerja sama, kalo bentuk interaksi sosial akomodasi ini berawal dari perselisihan. Iya, akomodasi adalah upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu pertikaian atau konflik oleh pihak-pihak yang bertikai. Untuk apa? Ya jelas untuk meredakan pertentangan tersebut, dong. Terus, tercipta deh sebuah kestabilan.
Nah, Akomodasi sebagai proses sosial juga memiliki bentuk-bentuk lho, di antaranya:
1. Koersi
Koersi adalah bentuk akomodasi yang pelaksanaannya dengan menggunakan paksaan, ancaman, tekanan, maupun kekerasan. Kalian sering lihat pengemis atau pedagang asongan yang digusur secara paksa oleh satpol PP dan dinas sosial? Itulah salah satu contohnya.
2. Kompromi
Kompromi adalah bentuk usaha dalam meredakan masalah yang terjadi antara dua belah pihak melalui pengurangan tuntutan. Misalnya, saat kalian bermain game MOBA, salah satu di antara kalian merasa dicurangi. Pas lagi seru-serunya mau kabur dari musuh, eh hape kesenggol lawan main, terus mati. Dan terjadi lah dialog berikut:
“Eh lo sengaja ya?”
“Sori sori, nggak sengaja gue.”
“Ya udah gakpapa. Santai aja…”
Begitu lanjut main… internet-nya disconnect.
Bagian “santai aja” itu lah yang dimaksud dengan kompromi.
3. Konsiliasi
Konsiliasi adalah usaha yang dilakukan pihak tertentu untuk mempertemukan keinginan antara kedua belah pihak yang berkonflik, sehingga dapat meyelesaikan masalah. Misalnya, ketika di depan pasar ada ibu-ibu yang jambak-jambakan karena rebutan harga kangkung paling murah. Karena gak tega ngeliat mereka ribut, si pedagang memanggil mereka. Dicari jalan tengahnya. Kangkungnya dibagi dua. Belinya patungan. Ibu ibu ini pun hidup berdua bahagia selamanya makan cah kangkung.
4. Arbitrasi
Arbitrasi terjadi ketika pihak ketiga membantu meredakan pertentangan yang memiliki kedudukan lebih tinggi dan dapat memberikan keputusan yang mengikat pihak-pihak yang berkonflik. Contohnya, guru BK memberi hukuman kepada kedua murid yang bertengkar.
5. Mediasi
Mediasi adalah bentuk akomodasi yang dilakukan oleh pihak ketiga dan bersifat netral. Jadi, keputusan akhir tetap dikembalikan kepada kedua pihak yang berkonflik. Contoh, pak RT memberikan nasehat kepada tetangga yang bertengkar.
6. Ajudikasi
Ajudikasi merupakan proses penyelesaian masalah melalui meja hijau (jalur hukum). Contoh, hakim memberikan sanksi hukum kepada koruptor.
Bentuk Interaksi Sosial Akomodatif
Bagaimana? Sudah mengerti seperti apa itu bentuk-bentuk interaksi sosial? Kalau masih sedikit bingung, di sini kita kasih satu contoh soalnya. Nah untuk mengerjakan soal-soal lainnya, kalian juga bisa belajar melalui ruangbelajar. Kalian akan dijelaskan materi-materi pelajaran dengan berbagai contoh yang pastinya membuat kalian mudah mengerti. Selain itu, dengan sistem belajar journeynya, ruangbelajar bisa menjadi alternatif kalian dalam mengoptimalkan waktu belajar kalian.
Profile
Fahri Abdillah
Lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman. Tertarik dengan isu pendidikan, literasi media, dan budaya. Suka jalan-jalan ke tempat asing, fotografi, dan menulis.( Dikutip dari Ruang Guru )
Beri Komentar